Rabu, 25 April 2012. Lomba
PHBN hari ke-4 pun dimulai. Kali ini kami para jurnalis tidak bisa meliput
acara karantina miss-miss dengan baik, ya makum lah hanya peserta miss-mas
sajalah yang boleh masuk (tertutup banget ya).
Menurut penuturan dari
beberapa peserta mas, karantina ke-2 ini sedikit membosankan karena selain ada
acara unjuk bakat ada juga acara menari, acara menari itulah yang membuat
bosan, mungkin kalau peserta miss sudah biasa ya…hehehe. Sebelum acara
karantina dimulai Bapak kepala sekolah member penuturan tentang arti pentingnya
mencintai budaya kita dan seorang panji-galuh itu harus mempunyai 4b (brain,
brave, beauty, behavior), wah coba eh bayangkan susah ya ternyata.
Oh iya inilah nama-nama
peserta saat unjuk bakat :
Galih X-6 = Ngelawak
Angga X-4 = Nyanyi
Alvira X-1 = Memainkan Biola
Radina X-8 = Nari tradisional
Vega X-7 = Dance
Bagas X-5 = Nyanyi + gitar
Amanda X-5 = Nyanyi
Edwin XI IPS 1 = Main bola
Ken Andre X-3 = Main bola
Pandu X-8 = Presenter
Nuris X-1 = Nyanyi
Sarvina X-4 = Puisi
Okky XI IPS 2 = Simulasi catur
Danang XI IPA 3 = cerita
Angga XI IPA 4 = Nyanyi + gitar
Tapi maaf nggak semuanya, ya
maklum karena jurnalis seorang manusia biasa
yang memiliki banyak kekurangan.
Ini dia penuturan dari salah
satu peserta miss yang Alhamdulillah sekarang menjadi Miss SMADA 2012. Congrats ya!
Assalamualaikum.. Salam
sejahtera untuk kita semua. Bersama saya Amanda Karida Putri yang menjadi salah
satu kandidat Miss SMADA 2012.
Hari kedua karantina, diawali
dengan dibuka serta dimulainya latihan menari untuk Final Miss Mas 2012.
Sebelumnya, kami sempat ‘dituturi’ oleh sang kepala sekolah, Bapak Bambang
Tutuko. Lalu, siang itu, cuaca dan tempertaur suhu yang sangat panas, membuat
kami yang sudah berdandan cantik dan ganteng serta menggunakan dresscode hitam
putih, harus terpaksa mengganti pakaian kami dengan menggunakan jarit atau
bawahan yang akan kami gunakan saat final. Kami memang diutus untuk mengubah
jadwal yang semula wawancara dan unjuk bakat diselesaikan sebelum latihan tari,
karena pada siang itu bertepatan juga dengan lomba karawitan. Demi kelancaran
acara ini, terpaksa kamilah yang harus mengalah untuk kebaikan bersama.
Awal pertama kami berlatih
tari, hampir semua dari kami merasa bingung dan masih sangat kaku. Kami belum
terbiasa ‘how to dance’ yang baik dan benar. Namun, memang ada beberapa siswa
yang sudah mempraktekkan gerakannya dengan sangat luwes dan lemah gemulai. Kami
pun terus termotivasi untuk segera menyelesaikan tarian ini. Hingga pukul 3
sore, kami harus beristirahat dan mengganti baju kami seperti semula, hitam
putih untuk melakukan sesi wawancara dan tes unjuk bakat.
Tes unjuk bakat dilaksanakan
di kelas 12 IPA 7. Ada 3 juri disana, yaitu Mam Kurnia, Mam Ari, dan Mas 2010,
Mas Nico. Pada saat itu, saya hanya berusaha untuk melakukan hal terbaik dan
terunik yang saya bisa untuk ‘mengambil’ hati sang juri. Akhirnya saya putuskan
untuk menyanyi lagu yang dibawakan oleh Christina Perri, yang berjudul A
Thousand Year yang saya selingi geguritan yang berjudul Mbok Aku Budhal.
Entah menagapa, saat saya
maju, perasaan saya sangat yakin bahwa saya bisa melakukan yang terbaik, walau
saya sangat sadar, bahwa kandidat yang lain mungkin jauh lebih unggul diatas
saya. Tapi berkat restu dan doa dari kedua orang tua saya dan dukungan dari
teman-teman, akhirnya saya bisa menghayati geguritan tersebut hingga bisa
meneteskan air mata saat saya membacakan salah satu karya sastra jawa itu.
Jujur, di dalam hati saya sangat puas dengan apa yang sudah saya lakukan saat
itu.
Selang beberapa waktu, saya
sempat menyusul teman-teman yang berada di Aula untuk lomba karawitan. Saya
mencoba berlari, walau rok yang saya pakai adalah rok model span. Akhirnya
perjuangan saya untuk berlari tak sia-sia. Saya masih sempat melihat penampilan
dari kawan-kawan saya yang sedang berjuang disana. Dan hari itu adalah hari
yang menyenangkan untuk saya.
0 komentar:
Posting Komentar